BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan pemahaman yang benar dalam
menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian
merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akurat dan sesuai
dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya.
Metode kuantitatif dan kualitatif
sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode
positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic,
metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode
tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda
hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic
dan interpretive research.
Pendekatan
kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (verstehen),
penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih
banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan
dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah
tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan
penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan
kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan
variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi
variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (outward). Reliabilitas
dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan
pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil
penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model
penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya
hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan
digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan
penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENELITIAN KUALITATI DAN
KUANTITATIF
1. Fungsi dan prinsip dasar
Fungsi
Fungsi pokok penelitian
kualitatif adalah membangun teori, sebagai kontras terhadap fungsi pokok
penelitian kuantitatif yang adalah verifikasi teori. Untuk menghasilkan sebuah
teori dituntut berlakunya ketentuan bahwa teori tersebut haruslah dibangun dari
kenyataan atau fenomena yang ada di dunia nyata. Hal ini demikian adanya,
karena hakikat keberadaan sebuah teori tidak lain adalah bentuk perumusan atau
hasil abstraksi dari suatu kenyataan.
Dalam hal membangun teori,
penelitian kualitatif naturalistik mengajukan konsep "grounded
theory" yang intinya berisi pesan bahwa suatu teori haruslah dibangun
dengan bertolak dari kenyataan yang ada di bumi (di tempat manusia secara nyata
berada). Selanjutnya, untuk dapat menghasilkan teori melalui tindak penelitian,
penelitian kualitatif mengandalkan jenis analisis yang disebut analisis
komparatif yang dikenakan secara berlanjut berkesinambungan terhadap kategori‑kategori
data yang terus berkembang (menjadi makin banyak dan makin tajam) selama proses
penelitian dilaksanakan.
Prinsip Dasar
Penelitian
kuantitatif berorientasi pada logika positivisme yang dipelopori oleh August
Comte. Pandangan positivisme meyakini bahwa hanya pembuktian secara
logis-empiris saja yang diterima sebagai satu-satunya kebenaran ilmiah. Mereka
berkeyakinan bahwa suatu fenomena tidak terjadi secara kebetulan namun oleh
karena adanya sebab-akibat.
Sedangkan
penelitian kualitatif memiliki keyakinan “anti-positivisme”. Mereka mengkritisi
budaya ilmiah yang obyektif, mekanistis, linear dan universal serta pandangan
ilmu pengetahuan yang berkesatuan (unified science) dan bebas nilai. Menurut Thomas
Samuel Kuhn, ilmu pengetahuan selalu dimuati oleh asumsi-asumsi lain. Misalnya asumsi
tentang realitas juga bersinggungan dengan realitas sosiologis dan
epistemologis
2. Validitas (ketepatan) Internal dan
eksternal
Pengujian
validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan
benar-benar mengukur indikator variabel yang diteliti. Instrumen dikategorikan
valid apabila instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan, dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel dimaksud. Dengan kata
lain, bahwa instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal atau
rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoretis)
telah mencerminkan apa yang akan diukur. Dengan demikian, kriterianya ada di dalam instrumen itu
sendiri, sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria
dalam instrumen sesuai dengan kriteria dari luar atau fakta-fakta empiris yang
telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan berdasarkan teori
yang relevan, maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta
empiris.
Validitas
internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas
konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk
instrumen yang non-test digunakan untuk mengukur sikap, cukup memenuhi
validitas konstruksi Hadi menyamakan construct validity dengan logical
validity dan validity by definition. Instrumen yang mempunyai
validitas konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
gejala sesuai dengan yang didefinisikan.
Untuk
merumuskan definisi secara benar, maka diperlukan teori-teori dari substansi
ilmu yang diteliti. Dalam kaitan ini. Hadi menyatakan bahwa “bila bangunan
teorinya sudah benar, maka pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang
berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid”.
Uji validitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik analisis butir (analisis item),
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah
signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila sekiranya skor semua
pertanyaan yang disusun berdasarkan dimensi konsep/indikator berkorelasi dengan
skor total, maka kita dapat mengatakan bahwa alat ukur yang kita gunakan
mempunyai validitas yang baik. Validitas yang seperti ini disebut dengan
validitas konstrak (construct validity). Menurut Ancok apabila alat
pengukur telah memiliki validitas konstrak berarti semua item (butir)
pertanyaan yang ada di dalam alat ukur itu telah mengukur konsep yang hendak
diukur.
Untuk
memperoleh koefisien validitas digunakan rumus korelasi peoduct moment dari
r-pearson Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel korelasi. Apabila
hasil perhitungan lebih besar dari harga yang ada pada tabel, maka instrumen
dikatakan mempunyai tingkat korelasi yang tinggi dan dinyatakan juga mempunyai
validitas yang tinggi
3. Asumsi, hipotesis dan pengujian hipotesis
Asumsi.
Penelitian
kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat
obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas
obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi
dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi
pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan
penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.
Penelitian
kualitatif cenderung menggunakan data teks yang bersifat subyektif. Realitas
yang dipelajari dikonstruksikan sesuai dengan nilai sosial partisipan (subyek
penelitian), oleh karenanya pemaknaan realitas sesuai dengan pemahaman
partisipan (emik). Penelitian kualitatif memiliki jalinan variabel yang
kompleks dan sulit untuk diukur
Hipotesis dan
Pengujiannya
Pendekatan.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan
teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk
melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan
numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian
(variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara
konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
Penelitian
kualitatif tidak memerlukan hipotesis, justru kadang-kadang diakhiri dengan
hipotesis. Perumusan teori berdasarkan data yang telah tersaturasi (grounded
theory). Peneliti menggunakan teknik penggambaran (portrayal) secara alamiah
terhadap fenomena yang muncul sekaligus dirinya merupakan instrumen penelitian
itu sendiri. Penarikan kesimpulan secara induksi dengan menemukan salah satu
pola yang berlaku dari pluralitas dan kompleksitas norma. Bahasa penelitian
dikemas secara deskriptif.
4. Fokus Masalah
Fokus Masalah
untuk Penelitian Kualiitatif
Fokus masalah
penelitian KUALITATIF bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas (tidak
dibatasi pada variabel tertentu), dan hanya meneliti situasi yang ada, jadi
sifatnya holistik.
Fokus Masalah
untuk Penelitian Kuantitatif
Fokus masalah
penelitian KUANTITATIF sangat spesifik (partikularistik) berupa variabel-variabel
tertentu saja dan berhubungan dengan sebab kejadian Jadi tidak bersifat
holistik
5. Teknik pengumpulan data,
populasi-sampel dan analisis data
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan teknik observasi terlibat
langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan oleh para peneliti
bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung atau
berbaur dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review
terhadap berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang
digunakan ialah interview terbuka, terstruktur atau tidak terstruktur dan
tertutup terstruktur atau tidak terstruktur.
Sedang
pendekatan kuantitatif teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur,
survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam
mencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner tertulis atau dibacakan.
Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan apakah itu
data primer atau sekunder.
Populasi Dan
Sampel
Sampel kecil
merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif
penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh
karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga
dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak representatif. Pada umumnya, sampel
yang diteliti disebut informan. Penarikan sampel didasarkan pada teknik
non-probabilitas.
Sedang pada
pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan
bahwa semakin sampel besar akan semakin merepresentasikan kondisi nyata. Karena
pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar, maka
stratafikasi sampel diperlukan . Sampel biasanya diturunkan dengan menggunakan
teknik probabilitas dan diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian,
bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sampel yang sedang
diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variabel yang akan diteliti, contoh,
penentuan variabel yang mana yang ditentukan sebagai variabel bebas, variabel
tergantung, variabel moderat, variabel antara, dan variabel kontrol. Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variabel
pengganggu.
Analisis Data
Analisa
kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis
antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan
makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab
masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat
penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka
seperti pada analisa kuantitatif.
Prinsip pokok
teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang
terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai
makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaitu: 1)
mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang
ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan
membuang data yang tidak sesuai; 2) membuat kategori, menentukan tema, dan
pola: langkah kedua ialah menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup
rumit karena peneliti harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu
kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi
terlihat secara jelas; 3) menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data
yang ada: setelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian
kemungkinan berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data
yang tersedia ; 4) mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah
peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus
mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang
terkandung dalam data tersebut; dan 5) menulis laporan: penulisan laporan
merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini
peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa dan kalimat serta pengertian secara
tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain
untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan: 1) Analisa
Domain, 2) Analisa Taksonomi, 3) Analisa Komponensial, 4) Analisa Tema Kultural
dan 5) Analisa Komparasi Konstan
Analisis dalam
penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisis varian dan covarian,
analisis faktor, regresi linear dll.nya.
6. Langkah-langkah penelitian
Banyak kesamaan
antara langkah penelitian kuantitatif dengan kualitatif, dimana pada penelitian
kuantitatif disamping perumusan masalah diperlukan adanya hipotesis sementara
di dalam penelitian kualitatif tidak diperlukan, justru setelah meneliti kadang
timbul hipotesis, kemudian studi pustaka pada kuantitatif dikaitkan dengan
operasionalisasi variabel, sementara pada kualitatif bedanya adalah
operasionalisasi aspek.
B. KUALITATIF DAN KUANTITATIF DALAM
BAHASA ARAB
1. KUALITATIF
a. Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan
di MTsN Cipondoh yang berada di
Jalan KH. Hasyim Ashari, Tangerang, Banten. Penelitian
ini direncanakan selesai dalam 3 bulan, dimana kegiatan penelitian meliputi
pengumpulan dan pengolahan data, penyajian dan interpretasi data yang telah
diolah serta pelaporan.
b. Pendekatan
dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian lapangan (field research) yang dalam pengumpulan
datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian. Pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian
yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami (Ary,
1982:159). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Objek dari penelitian yang penulis
lakukan adalah problematika pembelajaran bahasa Arab bagi murid kelas VII dan VIII di MTsN Cipondoh. Adapun subjek penelitiannya adalah:
1. Kepala
Sekolah, yakni Mahyudin,
S.Ag. Dari kepala
sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat mengenai gambaran umum di MTsN Cipondoh, yang meliputi
sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, serta gambaran mengenai
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MTsN Cipondoh
2. Guru
Bahasa Arab, yaitu Mujizah,
S.Pdi. Guru bahasa Arab merupakan pihak
yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab. Dari guru
bahasa Arab akan diperoleh data mengenai permasalahan, pelaksanaan pembelajaran
serta solusi yang telah ditempuh guna mengatasi permasalahan pembelajaran
bahasa Arab bagi pemula yang diterapkan di MTsN Cipondoh
3. Siswa.
Siswa merupakan pihak yang mendukung observasi dalam pembelajaran bahasa
Arab. Siswa yang akan diteliti adalah
seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Arab, yaitu siswa
kelas VII dan VIII MTsN Cipondoh yang semua berjumlah 70 orang
siswa. Jadi, data diambil dengan cara
sensus. Adapun lebih jelasnya secara umum data siswa kelas VII dan VIII adalah sebagai
berikut :
TABEL 1
DATA SISWA KELAS VII DAN KELAS VIII
MTSN CIPONDOH
No
|
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1.
2.
|
VII
VIII
|
15
17
|
20
18
|
35
35
|
Jumlah
|
32
|
38
|
70
|
c. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi
yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner/angket digunakan untuk
mengumpulkan data dari pertanyaan yang bersifat tertutup. Pada penelitian ini,
peneliti kuesioner/data menggunakan instrumen pengumpulan data (IPD) untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi problematika dalam pembelajaran
bahasa Arab di kelas
VII dan VIII di MTsN Cipondoh. Daftar pertanyaan kuesioner disajikan pada
Lampiran 1
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses
tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni,
2006:105). Metode ini
penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik
dengan kepala sekolah, dan guru bahasa Arab. Pandaun wawancara tersebut
disajikan pada Lampiran 2.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 188), dokumentasi adalah metode
mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, traskrip, prasasti, buku, surat kabar,
majalah, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk
memperoleh data dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di lokasi
penelitian, seperti halnya sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru
dan karyawan, keadaan siswa serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi
tersebut. Hal-hal yang akan didokumentasikan pada penelitian ini disajikan pada
lampiran 3.
4. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006: 104). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Arab,
minat siswa dalam menanggapi pelajaran bahasa Arab, permasalahan siswa dalam
mempelajari bahasa Arab, upaya guru dalam pengajaran bahasa Arab, dan untuk
mengetahui keadaan dan letak goegrafis di MTsN Cipondoh. Rincian objek yang akan diobservasi
disajikan pada lampiran 4.
d. Pengabsahan
Data
Untuk memperoleh data yang absah,
penulis mengunakan 5 cara sebagaimana disarankan oleh Qodir (1999; 76-78),
yaitu:
1. Valid,
yaitu menunjukkan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada kancah Perpanjangan
pengamatan, peneliti diharapkan melakukan pengecekkan ulang terhadap dari
data yang diperoleh dari sumber data
2. Kasus negatif,
data yang diperoleh dari suatu sumber bertentangan dengan data yang disampaikan (objek) dengan data
yang dikumpulkan oleh peneliti
3. oleh sumber
lain. Hal ini justru digunakan oleh
peneliti untuk pengecekan keabsahan data itu sendiri
4. Teman sejawat,
data yang diperoleh sebaiknya dipresentasikan dihadapan peneliti lainnya
5. Member cheb,
yaitu hasil penelitian yang diperoleh lalu disampaikan kembali kepada sumber
dimana data itu diperoleh.
e. Metode
Analisis Data
Metode analisis data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif yang
bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan makna data atau fenomena yang dapat
ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan bukti-buktinya baik melalui
observasi, interview/wawancara ataupun dokumentasi (Ary,1982: 161).
Agar data yang terkumpul sesuai dengan
kerangka kerja atau fokus permasalahan penulis, maka dalam menganalisa data
penulis menggunakan teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk
menganalisis data hasil wawancara dengan subjek utama (guru bahasa Arab dan
siswa kelas VII dan VIII di MTsN Cipondoh, dan subjek
penunjang, yaitu kepala sekolah VII dan VIII MTsN Cipondoh. Dalam mencari
data penulis akan mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu,
teknik ini juga digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat
dokumen-dokumen yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh
maka dapat diambil kesimpulan secara langsung. Namun jika terdapat perbedaan
antara subjek yang satu dengan yang lain dalam suatu masalah tertentu maka data
tersebut akan dianalisis secara objektif sehingga diperoleh data yang
valid.
Triangulasi data yang penulis
pergunakan tersebut yakni meliputi:
- Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan
(Ary, 1982: 167). Dalam penelitian yang
penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan
problematika pembelajaran bahasa Arab bagi pemula dan upaya-upaya yang telah
ditempuh oleh guru dan kepala sekolah serta siswa yang bersangkutan dalam
mengatasi problematika tersebut
- Display Data
Display
adata adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan
untuk pembuatan kesimpulan dan/tindakan yang diusulkan Ary, 1982: 167). Dengan
demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi
dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur, dan diringkas dalam
bentuk kategori-kategori sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah
dipahami. Dalam penelitian, data yang
disajikan adalah data yang terkait dengan strategi pembelajaran bahasa Arab
bagi pemula yang diantaranya yaitu:
(1)
Proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab
(2)
Problematika yang melingkupi pada pembelajaran tersebut
(3)
Solusi yang mungkin dapat ditawarkan untuk menyelesaikan problematika yang
terjadi.
- Kongklusi
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data
yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang
nantinya penulis peroleh dan penulis deskripsikan dalam skripsi ini adalah
mengenai gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di MTsN Cipondoh yang di
dalamnya terdapat penerapan-penerapan strategi dalam pengajaran bahasa Arab,
baik tentang strategi yang dominan, juga alasan atau dasar pertimbangan
pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab oleh guru bahasa Arab di VII dan VIII di MTsN Cipondoh.
Setelah reduksi data, display data dan konklusi
dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk melakukan
deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir:
(1) Deduktif, yaitu metode berpikir
yang berangkat dari kebenaran yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus
(2) Induktif,
yaitu metode berpikir yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat khusus.
Dengan kata lain kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang bersifat khusus
kemudian digeneralisasikan (Hadi, 2001:42).
2. KUANTITATIF
A. Metode
Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode
penelitian tradisional, karena metode ini sudah lama digunakan, sehingga sudah
mentradisi sebagai metode penelitian. Metode ini juga dinamakan metode
posivistic, karena berlandaskan pada filsafat positivisme ( Sugiyono, 2003;
13). Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang lebih
menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif (Nana
Saodih, 2006; 53).
Dinamakan juga metode discovery karena dengan
metode ini dapat ditentukan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi baru. Dinamakan metode kuantitatif, karena data penelitian bersifat
angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiono, 2009:13).
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti banyak dituntut
untuk menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data-data penelitian,
penafsiran data, sampai pada menampilkan hasilnya. Demikian halnya dalam
pemahaman akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar
atau tampilan. Akan tetapi, selain data yang bersifat kuantitatif juga ada data
yang bersifat kualitatif.
Menurut Nana Saodih (2005: 53) terdapat beberapa jenis
metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam metode penelitian kuantitatif
yang bersifat non eksperimental, deskriptif, survey, ekspos fakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan.
B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur (2010) mengungkapkan,
terdapat delapan karakteristik penelitian kuantitatif. Kedelapan karakteristik
tersebut adalah sebabgai berikut:
1. Desain penelitian kuantitatif
bersifat tetap (permanent), misalnya besarnya sampel, dan bagaimana memperoleh
sampel, pada umumnya tidak dapat diubah-ubah.
2. Hasil penelitian kuantitatif
dirumuskan hanya berdasarkan data yang ada.
3. Pengidentifikasian variabel, dan
perumusan hipotesis pada umumnya didasarkan pada teori-teori atau konsep-konsep
yang telah ada.
4. Dalam pendekatan kuantitatif
diasumsikan bahwa peneliti tahu arti suatu perbuatan yang dilakukan oleh
orang-orang yang sedang diteliti.
5. Perumusan konsep; teori dan kesimpulan pada penelitian kuantitatif
dilakukan dengan metode deduktif,
6. Proses
penelitian kuantitatif seyogyanya bebas dari pengaruh nilai, bebas nilai (value
free).
7.
Dalam menulis laporan hasil
penelitian, penelitian kuantitatif lazimnya bermain dengan tabel-tabel data,
analisis statistik dan grafik,
8.
Pekerjaan kuantitatif didasatkan
pada ”realistik epistimology” yang beranggapan bahwa apa yang dikatakan
sebagai suatu ”truth” itu persis sama dengan benda atau kenyataan yang
sebenarnya, karena suatu kesimpulan yang dibuat harus benar-benar akurat dan
menyimpulkan realitanya.
C. Penggunaan
Metode Kuantitatif
Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian
sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang terjadi, antara rencana dan pelaksanaan, antara teory dan praktik,
antara aturan dan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini
harus di tunjukan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun
dokumentasi. Misalnya akan meneliti untu menemukan pola pemberantasan
kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah harus di tunjukan.
Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas
dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk
mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam.
Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/ treatment
tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode experiment paling
cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.
Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian
dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komperatif, dan asosiatif.
Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat,
berdasarkan penomena yang empiris dan dapat di ukur. Misalnya ingin mengetahui
IQ anak-anak dari masyarakat tertentu maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan
tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kedua pendekatan tersebut
masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak
memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya
tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar
dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Pendekatan kuantitaif memunculkan
kesulitan dalam mengontrol variable-variabel lain yang dapat berpengaruh
terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk
menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses
penentuan.
Dalam penelitian untuk membuktikan
atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu
kantitatif maupun kualitatif, maka kebenaran yang di peroleh dari dua
pendekatan tersebut jelas memiliki ukuran dan sifat yang berbeda. Kesimpulan
pada hasil penelitian pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada
frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada
esensi dari fenomena yang diteliti. Kemudian kebenaran dari hasil analisis
penelitian kuantitatif bersifat nomothetik (dalam arti mencari hukum
keberlakuan yang sifatnya umum) dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil
analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik(dalam arti
keberlakuannya bersifat khusus), tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis
penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan
maupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif
cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Hadjar, Ibnu, “Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kuantitatif dalam Pendidikan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 1996.
Emzir, “Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif dan
Kuantitatif”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar